Teori-teori Keperawatan
Keperawatan
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu Keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu Keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu Keperawatan merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan Keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
serta teknologi bidang Kesehatan yang
senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan Keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses Keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep
yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di
observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai Keperawatan. Teori Keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam Keperawatan,dan model konsep Keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek Keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa Teori Keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional
sehingga mampu mengaplikasikan praktek Keperawatan yang didasarkan pada
keyakinan dan nilai dasar Keperawatan. Penyusun
Teori: Nightingale
(1860) Tujuan Keperawatan: Untuk
memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien
(Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk
mendapatkan ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi,
dan harapan yang sesuai Penyusun
Teori: Peplau
(1952) Tujuan Keperawatan : Untuk
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien Penyusun
Teori: Henderson
(1955) Tujuan Keperawatan : Untuk
bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan
(Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin. Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan membentuk klien
untuk melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson (Henderson, 1966) Penyusun
Teori: Abdellah
(1960) Tujuan Keperawatan : Untuk
memberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat
yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi,
kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan Keperawatan (Marriner-Torney, 1994)Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi
21 masalah keperawatan Abdellah (Abdellah et al 1960) Penyusun
Teori: Orlando
(1961) Tujuan Keperawatan : Untuk
berespons terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien dengan segera.
Untuk berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin
dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan
keperawatan yang dilakukan (Tores, 1986; Chinn dan Jacobs, 1995). Kerangka
Kerja Praktik: Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan
perawat membentuk situasi keperawatan (Orlando, 1961) Penyusun
Teori: Hall
(1962) Tujuan Keperawatan : Untuk
memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit (Torres,
1986). Kerangka Kerja Praktik: Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian
berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis,
dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh (perawatan). Perawat sebagai pemberi
perawatan (Mariner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995) Penyusun
Teori: Wiedenbach
(1964) Tujuan Keperawatan : Untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk
memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan,
situasi atau waktu (Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan
berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku.
Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan
seni (Chinn dan Jacobs, 1995) Penyusun
Teori: Levine
(1966) Tujuan
Keperawatan: Untuk melakukan konversi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan
sumber daya yang dimiliki klien secara optimal Penyusun
Teori: Johnson
(1968) Tujuan Keperawatan: Untuk
mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses
penyembuhan. Kerangka Kerja Praktik: Kerangka dari kebutuhan dasar ini berfokus
pada tujuh kategori perilaku. Tujuan individu adalah untuk mencapai
keseimbangan perilaku dan kondisi yang stabil melalui penyelarasan dan adaptasi
terhadap tekanan tertentu (Johnson, 1980; Torres, 1986) Penyusun
Teori: Rogers
(1970) Tujuan Keperawatan: Untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan (Rogers, 1979). Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh”
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya Penyusun
Teori: Orem
(1971) Tujuan Keperawatan: Untuk
merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total Penyusun
Teori: King
(1971) Tujuan Keperawatan: Untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara
positif terhadap lingkungan. Kerangka Kerja Praktik: Proses keperawatan
didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien
dan sistem pelayanan kesehatan Penyusun
Teori: Travelbee
(1971) Tujuan Keperawatan: Untuk
membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping
terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatannya, menemukan
arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya
(Marriner-Torney, 1994). Kerangka Kerja Praktik: Proses interpersonal dipandang
sebagai hubungan manusia dengan manusia yang terbentuk selama sakit dan selama
“mengalami penderitaan” Penyusun
Teori: Neuman
(1972) Tujuan Keperawatan: Untuk
membantu individu, keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan
tingkat kesehatan maksimalnya melalui intervensi tertentu. Kerangka Kerja
Praktik: Penurunan stress adalah salah satu tujuan dari sistem model praktik
keperawatan (Torres, 1986). Tindakan keperawatan meliputi tindakan preventif
tingkat primer, sekunder, atau tersier Penyusun
Teori: Patterson
dan Zderad (1976) Tujuan Keperawatan: Untuk
berespons terhadap kebutuhan manusia dan dan membangun ilmu “keperawatan yang
humanistik” (Patterson dan Zderad, 1976; Chinn dan Jacobs, 1995). Kerangka
Kerja Praktik: Keperawatan humanistik memerlukan partisipasi untuk memahami
“keunikan” dan “kesamaan” dengan yang lain (Chinn dan Jacobs, 1995) Penyusun
Teori: Leininger
(1978) Tujuan Keperawatan : Untuk
memberikan perawatan yang konsisten dengan ilmu dan pengetahuan keperawatan
dengan caring sebagai fokus sentral (Chinn dan Jacobs, 1995). Kerangka Kerja
Praktik: Dengan teori transkultural ini, caring merupakan sentral dan
menggabungkan pengetahuan dan praktik keperawatan (Leininger, 1980) Penyusun
Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan : Untuk
mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap
kebutuhan dan membantu klien beradaptasi. Kerangka Kerja Praktik: Model
adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis,
serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980) Penyusun
Teori: Watson
(1979) Tujuan Keperawatan : Untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan (Marriner-Torney, 1994). Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup
filosofi dan ilmu tentang caring; caring merupakan proses interpersonal yang
terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres,
1986) Penyusun
Teori: Parse
(1981) Tujuan : Untuk
memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi
manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990) (Nursing as science and art
[Marriner-Torney, 1994]). Kerangka Kerja Praktik: Manusia secara terus menerus
berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan
kesehatannya (Marriner-Torney, 1994). Sehat adalah suatu kontinu, proses yang
terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya penyakit (Parse, 1990;
Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995) | About Me
hermx
Langsa
Ada
banyak sekali cara promosi di Internet Namun setelah dilakukan suatu
penelitian, ternyata, 85%, dari orang yang menemukan alamat sebuah website,
ternyata mereka menemukan dengan cara mencarinya di SE ( Search Engine ), Bayangkan
bila Web/blog atau situs anda bisa ada
di urutan atas hasil pencarian search engine, setiap kali ada orang yang
mencari informasi sesuai dengan bidang ANDA, menarikkan…..? >>> Kenapa itu penting? >>> karena bila kita pandai promosi, pandai Optimasi Search Engine maka artinya kita bisa mendatangkan banyak kunjungan ke website membuat web/blog menjadu high traffic, dan kunjungan atau high traffic berarti bakal menghasilkan uang. :) dengan tehnik merubah kunjungan yang baik maka kunjungan hasil dari search engine tadi bisa dirubah menjadi uang. Namun tidak semudah itu bukan? >>>… tentu saja ada ILMU yang harus di pelajari. Namun itu juga tidak sulit, karena ILMU optimasi search engine juga bukan ILMU membuat roket. :) maksut saya tidak susah untuk di pelajari, asalkan ada kemauan keras pasti bisa. Teori-teori Keperawatan |