GASTRITIS ( Penyakit Lambung )
June 29, 2009GASTRITIS ( Penyakit Lambung )
Dulu penyakit lambung diyakini dipicu oleh stres dan gaya hidup. Kini keyakinan itu mulai bergeser, terutama setelah dua ilmuwan asal Australia, Barry Marshall dan Robin Warren, mengumumkan hasil penemuan mereka. Mereka menyebutkan bahwa luka pada lambung dan radang usus terutama disebabkan oleh serangan bakteri bernama Helicobacter pylori. Hasil penelitian ini pulalah yang mengantar mereka menjadi peraih Nobel Kedokteran pada 2005.
Menurut
Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.MMB, dari Divisi Gastroenterologi, bakteri
Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di
lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50 persen penduduk
dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. "Jika dibiarkan, akan
menimbulkan masalah sepanjang hidup pasien," katanya. Pusat pengawasan dan
pencegahan penyakit Amerika, Centre for Disease Control and Prevention, mencatat
H. pylori merupakan penyebab lebih dari 90 persen luka pada usus 12 jari dan
lebih dari 80 persen luka di lambung. Bakteri H. pylori merupakan bakteri
berbentuk spiral yang menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, baik secara
fecal-oral maupun oral-oral. Fecal-oral artinya bila feses seseorang yang
terinfeksi bakteri ini kontak dengan makanan, air, dan benda lain yang kemudian
masuk ke dalam tubuh orang lain akibat kurang higienis. Sedangkan disebut
oral-oral bila perpindahan bakteri terjadi melalui ludah atau muntahan
seseorang yang mengandung bakteri ini. Misalnya, melalui penggunaan gelas,
sendok, atau piring makan secara bersama-sama. "Tak mengherankan, kalau di
dalam satu keluarga ada yang terinfeksi bakteri ini, penyebarannya kepada anggota
keluarga yang lain sangat cepat," papar Ari.
Ketika
H. pylori masuk lambung, bakteri itu dapat bersarang dan bertahan seumur hidup
penderitanya. Bakteri ini dapat bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam
lambung yang asam karena memiliki enzim urease yang dapat menguraikan urea
menjadi amonia. Infeksi bakteri H. pylori akan menyebabkan radang pada dinding
lambung atau usus 12 jari yang terinfeksi.Bakteri ini umumnya menyerang bagian
bawah lambung dan dapat mengakibatkan peradangan hebat dan terbentuknya lubang-lubang
di dinding lambung. Bahaya yang mengancam setelah terjadi peradangan adalah
perdarahan. Hal ini dapat memicu serangan anemia sehingga penderita menjadi
lemah dan mudah mengalami kelelahan. Bahkan, jika terjadi perdarahan hebat,
dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah).
Hanya,
tidak semua orang yang terinfeksi bakteri H. pylori akhirnya menderita
penyakit lambung. Hanya 10-15 persen
individu yang mengalami penyakit tukak lambung (luka pada dinding lambung) atau
usus 12 jari. Mereka biasanya merasakan nyeri di ulu hati, terutama pada malam
hari, mual, dan kembung. "Gejala ini biasanya hilang setelah makan dan
muncul kembali tiga jam setelah makan," katanya. Selain itu, penderita
penyakit ini akan kehilangan selera makan, berat badan turun, dan ketika buang
air besar feses berwarna hitam karena perdarahan.
Yang
juga harus diwaspadai, bakteri di lambung ini ternyata juga menjadi penyebab
terjadinya kanker lambung. Suatu penelitian menyebutkan kanker lambung terjadi
pada 36 kasus dari 1.246 kasus pasien yang terinfeksi bakteri ini. Ari
menjelaskan, untuk mengetahui adanya H. pylori dalam lambung dapat diketahui
melalui pemeriksaan. Salah satunya dengan uji pernapasan. Dalam uji pernapasan
ini pasien diharuskan meminum urea (CO(NH2)2) yang telah ditandai atom
karbonnya. H. pylori dengan cepat memetabolisme urea. Kemudian atom karbon yang
telah ditandai akan diserap dan dapat terdeteksi dalam napas pasien sebagai
CO2. Pengambilan jaringan dari dinding lambung dengan endoskopi dapat juga
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya H. pylori. Bila ternyata positif,
dilakukan terapi pengobatan yang biasanya berlangsung selama satu minggu.
Penderita juga diberikan antibiotik yang dapat membunuh bakteri H. pylori.
Posted by hermansyah husaini