GASTRITIS ( Penyakit Lambung )

Dulu penyakit lambung diyakini dipicu oleh stres dan gaya hidup. Kini keyakinan itu mulai bergeser, terutama setelah dua ilmuwan asal Australia, Barry Marshall dan Robin Warren, mengumumkan hasil penemuan mereka. Mereka menyebutkan bahwa luka pada lambung dan radang usus terutama disebabkan oleh serangan bakteri bernama Helicobacter pylori. Hasil penelitian ini pulalah yang mengantar mereka menjadi peraih Nobel Kedokteran pada 2005.

Menurut Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.MMB, dari Divisi Gastroenterologi, bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50 persen penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. "Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah sepanjang hidup pasien," katanya. Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit Amerika, Centre for Disease Control and Prevention, mencatat H. pylori merupakan penyebab lebih dari 90 persen luka pada usus 12 jari dan lebih dari 80 persen luka di lambung. Bakteri H. pylori merupakan bakteri berbentuk spiral yang menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, baik secara fecal-oral maupun oral-oral. Fecal-oral artinya bila feses seseorang yang terinfeksi bakteri ini kontak dengan makanan, air, dan benda lain yang kemudian masuk ke dalam tubuh orang lain akibat kurang higienis. Sedangkan disebut oral-oral bila perpindahan bakteri terjadi melalui ludah atau muntahan seseorang yang mengandung bakteri ini. Misalnya, melalui penggunaan gelas, sendok, atau piring makan secara bersama-sama. "Tak mengherankan, kalau di dalam satu keluarga ada yang terinfeksi bakteri ini, penyebarannya kepada anggota keluarga yang lain sangat cepat," papar Ari.

Ketika H. pylori masuk lambung, bakteri itu dapat bersarang dan bertahan seumur hidup penderitanya. Bakteri ini dapat bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam lambung yang asam karena memiliki enzim urease yang dapat menguraikan urea menjadi amonia. Infeksi bakteri H. pylori akan menyebabkan radang pada dinding lambung atau usus 12 jari yang terinfeksi.Bakteri ini umumnya menyerang bagian bawah lambung dan dapat mengakibatkan peradangan hebat dan terbentuknya lubang-lubang di dinding lambung. Bahaya yang mengancam setelah terjadi peradangan adalah perdarahan. Hal ini dapat memicu serangan anemia sehingga penderita menjadi lemah dan mudah mengalami kelelahan. Bahkan, jika terjadi perdarahan hebat, dapat menyebabkan hematemesis (muntah darah).

Hanya, tidak semua orang yang terinfeksi bakteri H. pylori akhirnya menderita penyakit  lambung. Hanya 10-15 persen individu yang mengalami penyakit tukak lambung (luka pada dinding lambung) atau usus 12 jari. Mereka biasanya merasakan nyeri di ulu hati, terutama pada malam hari, mual, dan kembung. "Gejala ini biasanya hilang setelah makan dan muncul kembali tiga jam setelah makan," katanya. Selain itu, penderita penyakit ini akan kehilangan selera makan, berat badan turun, dan ketika buang air besar feses berwarna hitam karena perdarahan.

Yang juga harus diwaspadai, bakteri di lambung ini ternyata juga menjadi penyebab terjadinya kanker lambung. Suatu penelitian menyebutkan kanker lambung terjadi pada 36 kasus dari 1.246 kasus pasien yang terinfeksi bakteri ini. Ari menjelaskan, untuk mengetahui adanya H. pylori dalam lambung dapat diketahui melalui pemeriksaan. Salah satunya dengan uji pernapasan. Dalam uji pernapasan ini pasien diharuskan meminum urea (CO(NH2)2) yang telah ditandai atom karbonnya. H. pylori dengan cepat memetabolisme urea. Kemudian atom karbon yang telah ditandai akan diserap dan dapat terdeteksi dalam napas pasien sebagai CO2. Pengambilan jaringan dari dinding lambung dengan endoskopi dapat juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya H. pylori. Bila ternyata positif, dilakukan terapi pengobatan yang biasanya berlangsung selama satu minggu. Penderita juga diberikan antibiotik yang dapat membunuh bakteri H. pylori.